JASA PEMBUATAN PTK KENAIKAN PANGKAT PNS/PERSIAPAN PLPG/UKG
Ggak Punya waktu mengerjakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas)??? Di sini nih... Solusinya..
Ciuuussss... ambil Hp, segera hubungi CS kami, pertanyaan-pertanyaan anda seputar PTK akan terjawab dengan lengkap...haha..kaya buku aja lengkap.
Buruan...
MAU KONSULTASI PTK?
BUTUH PROPOSAL PTK?
BUTUH GAMBARAN JUDUL PTK??
BUTUH PTK LENGKAP, NO COPY-COPY, ASLI DAN ORISINIL
PTK TERBARU DAN BELUM PERNAH TERPUBLIKASIKAN
PTK NYA SEKALIAN DIJADIKAN JOURNAL JUGA BOLEH PAK/BU....
LANGSUNG SAJA HUBUNGI CS KAMI DI :
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. JUDUL PENELITIAN
Meningkatkan Motivasi Belajar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching Learning (CTL)) pada Siswa Kelas III SDN Benteng Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur
B. PENDAHULUAN
Bahasa merupakan komponen yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Melalui bahasa, seseorang dapat berkomunikasi dengan orang lain, sehingga hubungan antar sesama dapat terjalin dengan baik. Selain itu, bahasa juga dapat menunjukkan pribadi seseorang bahkan pribadi suatu bangsa. Sebagian besar anggota masyarakat beranggapan bahwa orang yang santun dalam berbahasa pasti memiliki kepribadian yang baik pula, begitu juga sebaliknya. Akan tetapi pada kenyatannya sebagian besar masyarakat kita, khususnya anak-anak dan remaja lebih suka menggunakan bahasa Indonesia yang sudah mendapatkan pengaruh dari bahasa lain, atau yang lebih dikenal dengan bahasa “gaul”. Sedangkan bahasa Indonesia hanya digunakan oleh orang-orang tertentu dan dalam situasi tertentu pula. Dengan demikian tanpa disadari bahasa Indonesia akan semakin terpinggirkan dengan sendirinya, padahal sebagai bangsa yang baik, serta dalam rangka menjalin persatuan dan kesatuan bangsa, maka kita harus menggunakan salah satu alat pemersatu bangsa, yakni bahasa Indonesia.
Untuk berbahasa Indonesia yang baik dan benar, maka diperlukan pendidikan dan pembelajaran bahasa Indonesia. Pendidikan bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada siswa di sekolah. Oleh karena itu pemerintah membuat kurikulum bahasa Indonesia yang wajib diajarkan kepada seluruh jenjang pendidikan, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD), sampai dengan tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), bahkan sampai Perguruan Tinggi (PT). Hal itu dimaksudkan agar siswa mampu menguasai, memahami, dan dapat mengimplementasikan keterampilan berbahasa dengan segala aspeknya, yakni menyimak (mendengarkan), berbicara, membaca, dan menulis.
Bagi guru, pembelajaran bahasa Indonesia merupakan suatu tantangan tersendiri, mengingat bahasa ini bagi sebagian sekolah merupakan bahasa pengantar yang dipakai untuk menyampaikan materi pelajaran yang lain. Pembelajaran bahasa Indonesia berfungsi membantu peserta didik untuk mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat dengan menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif (Depdiknas, 2006).
Sesuai dengan kenyataan yang terjadi pada saat ini, mata pelajaran bahasa Indonesia sering diremehkan oleh sebagian besar siswa, bahkan dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan, khususnya dalam aspek menulis. Siswa menganggap bahwa mata pelajaran bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang selalu menulis, menulis, dan menulis. Peristiwa itu bisa dilihat ketika siswa diminta untuk menulis sebuah karangan sederhana atau puisi, mereka sering mengeluh dan terlihat bingung dengan apa yang ingin mereka tulis. Kebosanan, kejenuhan, serta kebingungan siswa dalam hal menulis dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Kurangnya minat siswa terhadap kegiatan menulis.
2. Kurangnya motivasi siswa, baik dari dalam diri mereka maupun dari lingkungan belajar.
3. Pengembangan strategi pembelajaran yang kurang membangkitkan keterampilan siswa dan kreativitas siswa dalam berbahasa maupun bersastra.
Kurangnya motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, khususnya pada aspek menulis, secara otomatis menyebabkan prestasi belajar (hasil belajar) siswa kurang mencapai target yang diharapkan.
Menurunnya motivasi siswa yang berakibat pada menurunnya prestasi belajar (hasil belajar) siswa dapat dibuktikan dengan hasil tes yang dilaksanakan pada siswa kelas III SDN Benteng Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur. Dari tes tersebut diperoleh nilai rata-rata yang seharusnya mencapai angka 7, pada kenyatannya hanya mencapai angka 6,7. Untuk menulis karangan, hanya beberapa anak yang menulis tanpa kesalahan ejaan, sementara lebih dari 30% anak yang dikategorikan menulis dengan kesalahan ejaan terparah, dan hanya beberapa anak isi tulisannya dapat dinilai baik, karena gagasan yang diungkapkan jelas dengan urutan yang logis. Dengan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka guru harus mengambil tindakan, yakni dengan mencari dan menggunakan suatu pendekatan pembelajaran yang efektif, inovatif, dan berpotensi memperbaiki pembelajaran menulis, sehingga meningkatkan minat, motivasi, dan sikap siswa terhadap pembelajaran menulis. Dengan demikian guru dapat menggunakan pendekatan kontestual (Contextual Teaching Learning (CTL)).
Pendekatan kontekstual atau (Contextual Teaching Learning (CTL) merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran dengan konsep pembelajaran disesuaikan dengan kondisi siswa. Dalam pembelajaran siswa mengalami sendiri, sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Dengan pendekatan tersebut, diharapkan siswa dapat mengungkapkan atau menuangkan gagasan, ide, serta pengalamannya dalam bentuk tulisan, baik berupa karangan bebas (prosa), puisi, dongeng, dll. Dengan demikian secara otomatis siswa akan menyukai pembelajaran menulis, karena mereka bisa menuangkan apa yang mereka pikirkan dan mereka rasakan dalam bentuk tulisan. Selain itu, dengan pendekatan kontekstual, diharapkan siswa dapat menghasilkan tulisa atau karya yang baik dan dapat dinikmati oleh orang lain.
C. RUMUSAN DAN RENCANA PEMECAHAN MASALAH
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pokok dalam penelitian ini adalah :
a. Apakah pendekatan kontekstual (Contextual Teaching Learning (CTL)) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas III SDN Benteng Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur dalam mata pelajaran bahasa Indonesia pada aspek menulis?
b. Apakah pendekatan kontekstual (Contextual Teaching Learning (CTL)) dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas III SDN Benteng Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur pada mata pelajaran bahasa Indonesia pada aspek menulis?
c. Apakah pendekatan kontekstual (Contextual Teaching Learning (CTL)) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN Benteng Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur pada mata pelajaran bahasa Indonesia pada aspek menulis?
2. Rencana Pemecahan Masalah
Masalah rendahnya motivasi belajar siswa SDN Benteng Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur yang mengakibatkan menurunnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia dapat diminimalisir dengan menggunakan suatu pendekatan dalam pembelajaran. Dalam hal ini, dapat menggunakan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching Learning (CTL)). Dengan pendekatan tersebut diharapkan dapat membakitkan dan meningkatkan minat, motivasi, dan sikap siswa terhadap pembelajaran menulis.
Penerapan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching Learning (CTL)) dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Konstriktivisme (Constructivisme)
Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. Dalam hal menulis, siswa dapat mengetahui sistematika menulis karangan sederhana, puisi, cerita, dll. dengan belajar menulis karangan tanpa bantuan guru.
2. Menemukan (Inquiry)
Guru harus merancang kegiatan pembelajaran yang merajuk pada kegiatan menemukan apapun materi yang diajarkannya. Dengan belajar menulis sendiri, siswa dapat menemukan atau memahami secara langsung cara menulis yang benar.
3. Bertanya (Questioning)
Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan kegiatan bertanya.
4. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Menciptakan masyarakat belajar dengan pembentukan kelompok-kelompok belajar yang anggotanya heterogen.
5. Pemodelan (Modeling)
Guru menghadirkan model sebagai contoh atau media dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran menulis dapat menggunakan model yang lingkungan sekitar siswa.
6. Refleksi (Reflection)
Refleksi dilakukan pada akhr pertemuan, misalnya dengan mencatat hal-hal yang telah dipelajari diskusi, maupun hasil karya.
7. Autentik Asesmen (Authentic Assessment)
Melakukan authentic assessment (penilaian sebenarnya) dengan berbagai cara, baik dalam proses maupun hasil sebagai tolok ukur keberhasilan pembelajaran.
Dari langkah-langkah di atas diharapkan siswa dapat termotivasi dan semakin menyukai mata pelajaran bahasa Indonesia, khususnya pada aspek menulis, serta dapat menghasilkan tulisan yang baik dan memperoleh hasil belajar yang memuaskan, yakni mencapai angka 7.
Dalam rencana pemecahan masalah dapat diuraikan menjadi dua siklus pertama sebagai tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Berikut perencanaan siklus-siklus dalam penelitian tindakan di SDN Benteng Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur :
a. Perencanaan Siklus I
Perencanaan : Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan kompetensi dasar menulis karangan, dan menyiapkan alat peraga atau media yang diperlukan dalam penelitian tindakan. Pada siklus ini, peneliti menggunakan media gambar seri untuk menulis karang sederhana. Guru membuat gambar yang berhubungan dengan situasi yang aktual pada saat ini. Gambar dibuat dengan ukuran yang sesuai, agar dapat dinikmati oleh semua siswa.
Pelaksanaan : Siswa dibentuk ke dalam beberapa kelompok belajar. Siswa mengamati rangkaian gambar seri yang telah disusun secara bersama-sama. Secara berkelompok siswa menceritakan gambar tersebut dalam bentuk karangan sederhana. Sebagai motivasi guru memberikan penhargaan kepada kelompok dengan tulisan terbaik.
Observasi : Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang berupa check list untuk mengetahui tingkat keterampilan dan daya imajinasi siswa dalam menulis, mengetahui kemahiran siswa dalam mengolah kata-kata sehingga menjadi sebuah karangan yang runtut, serta untuk mengetahui keaktifan siswa dalam kelompoknya.
Refleksi : Guru membuat analisis data untu mengetahui tingkat keberhasilan tindakan pada siklus I sebagai acuan untuk pelaksanaan pada siklus berikutnya.
b. Perencanaan Siklus II
Perencanaan : Guru membuat RPP dan mempersiapkan alat peraga ataupun media sebagai penunjang pelaksanaan siklus II. Pada siklus ini, pembelajaran dilakukan di luar kelas untuk mengurangi kejenuhan siswa, sehingga dapat menuangkan imajinasinya dalam menulis. Pada siklus ini, guru menggunakan media lingkungan sekitar. Siklus ke II ini, juga dilaksanakan sebagai tolok ukur sejauh mana minat siswa terhadap pembelajaran menulis, serta untuk mengetahui tingkat keterampilan siswa dalam menulis.
Pelaksanaan : Siswa menuliskan (menceritakan) hal yang ada dan terjadi di lingkungan dalam bentuk paragraf. Jadi pada siklus II, guru mengambil tema lingkungan desaku yang permai. Hal ini dilakukan sebagai pemantapan dalam peningkatan keterampilan siswa dalam menulis.
Observasi : Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang berupa check list untuk mengetahui tingkat keterampilan dan daya imajinasi siswa dalam menulis, mengetahui kemahiran siswa dalam mengolah kata-kata sehingga menjadi sebuah tulisan yang utuh dan runtut dengan kesesuaian ejaan, pemakaian tanda baca yang tepat, serta kerapian tulisan setelah pelaksanaan siklus II.
Refleksi : Guru membuat analisis data untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan. Jika hasilnya memenuhi target, maka penelitian tindakan akan dihentikan, dan jika kurang berhasil maka penelitian tindakan akan dilanjutkan pada siklus berikutnya.
D. TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk :
a. Mengungkap pendekatan yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas III SDN Benteng Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur pada mata pelajaran bahasa Indonesia aspek menulis.
b. Mengungkap suatu pendekatan yang dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas III SDN Benteng Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur pada mata pelajaran bahasa Indonesia aspek menulis.
c. Mengungkap suatu pendekatan yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa III SDN Benteng Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur pada mata pelajaran bahasa Indonesia aspek menulis.
E. MANFAAT
a. Bagi Siswa
Penelitan ini diharapkan dapat memberikan pengalaman bagi siswa dalam pembelajaran, sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar bahasa Indonesia, khususnya dalam aspek menulis. Dengan demikian, siswa dapat menyukai kegiatan menulis dan dapat menegmbangkan kreativitas siswa dalam menuangkan berbagai ide, gagasan, serta pengalamannya dalam sebuah tulisan imajinatif yang dapat dinikmati oleh orang lain.
b. Bagi Guru
Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi guru, yakni dapat memberikan pengalaman dan wawasan bagi guru bahwa dalam membelajarkan bahasa Indonesia, khususnya bagi siswa kelas rendah membutuhkan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang dapat memberikan rasa nyaman dan rasa senang pada siswa pada saat pembelajaran. Sehingga siswa dapat termotivasi dalam belajar dan akan berakibat pada pencapaian hasil belajar yang maksimal dan sesuai dengan harapan.
c. Bagi Sekolah
Penelitian tindakan ini dilakukan sebagai tolok ukur dalam peningkatan dan perbaikan mutu pembelajaran di sekolah.
F. KAJIAN PUSTAKA
1. Kajian Teori
Menulis merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam seluruh proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Menulis memerlukan keterampilan karena diperlukan latihan-latihan yang berkelanjutan dan terus-menerus (Dawson, dkk, dalam Nurchasanah 1997:68). Secara garis besar menulis adalah bentuk dari komunikasi yang membutuhkan keterampilan agar menghasilkan tulisan yang baik.
Tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran menulis adalah agar siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, dan pengetahuan secara tertulis serta memiliki kegemaran menulis (Depdikbud, 1994).
Dalam belajar bahasa Indonesia, khususnya pada aspek menulis diperlukan motivasi yang dapat meningkatkan hasil tulisan siswa.
Hal-hal yang dapat memotivasi siswa dalam belajar antara lain :
1. Anak yakin bahwa apa yang dipelajari akan bermanfaat bagi dirinya.
2. Situasi belajar yang menyenangkan
Menurut M. Sobry Sutikno, motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri sesesorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Nasution (1992) mengungkapkan pengertian motivasi belajar, yaitu kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar. Sedangkan Nurhayati (1999, dalam Maulana, 2002) berpendapat bahwa motivasi belajar adalah suatu dorongan atau usaha untuk menciptakan situasi, kondisi, dan aktivitas belajar, karena didorong adanya kebutuhan untuk mencapai tujuan belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan dalam diri individu untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi ada dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsisk. Motivasi intrinsik, adalah motivasi yang timbul dari dalam diri individu tanpa ada paksaan dari orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Motivasi ekstrinsik, adalah jenis motivasi yang tmbul sebagai akibat pengaruh dari luar diri individu atau motivasi yang timbul karena pengaruh dari lingkungan. Menurut McKeachie (1986), kemampuan guru menjadikan dirinya model mampu membangkitkan rasa ingin tahu dan kesanggupan dalam diri peserta didik merupakan aset utama dalam membangkitkan motivasi.
Peningkatan motivasi belajar siswa secara otomatis dapat mempengaruhi belajarnya. Hasil belajar ditentukan oleh gabungan kemampuan dasar anak dan kesungguhan dalam belajar. Kesungguhan ditentukan oleh motivasi belajar anak (Depdiknas, 2000).
Dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, maka seorang guru perlu mengadakan inovasi dalam pembelajaran, yakni dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang efektif dan inovatif. Dalam hal ini, guru dapat menggunakan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching Learning (CTL)).
Pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Depdiknas, 2002).
Menurut Dr. Zolazlan Hamidi (2001), kaidah pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching Learning (CTL) adalah proses pembelajaran yang merangkumkan contoh yang diterbitkan daripada pengalaman harian dalam kehidupan pribadi masyarakat serta profesi dan menyajikan aplikasihands-on yang konkrit (nyata) tentang bahan yang akan dipelajari.
Pendekatan kontekstual memilki tujuh komponen, antara lain :
1. Konstriktivisme (Constructivisme)
Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
2. Menemukan (Inquiry)
Guru harus merancang kegiatan pembelajaran yang merajuk pada kegiatan menemukan apapun materi yang diajarkannya.
3. Bertanya (Questioning)
Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan kegiatan bertanya.
4. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Menciptakan masyarakat belajar dengan pembentukan kelompok-kelompok belajar yang anggotanya heterogen.
5. Pemodelan (Modeling)
Guru menghadirkan model sebagai contoh atau media dalam pembelajaran.
6. Refleksi (Reflection)
Refleksi dilakukan pada akhr pertemuan, misalnya dengan mencatat hal-hal yang telah dipelajari diskusi, maupun hasil karya.
7. Autentik Asesmen (Authentic Assessment)
Melakukan authentic assessment (penilaian sebenarnya) dengan berbagai cara, baik dalam proses maupun hasil sebagai tolok ukur keberhasilan pembelajaran.
Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual bertujuan untuk membekali siswa dengan pengetahuan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari suatu persalahan ke permasalahan lain, dari suatu konteks ke konteks lain (Suara Merdeka, 16 Februari 2004).
Pengalaman siswa yang tumbuh dari lingkungan keluarga maupun masyarakat sekitar merupakan material yang sangat berharga, dan dapat dikembangkan dalam pembelajaran. Dengan penugasan dari guru, siswa bekerja sama untuk menyelesaikan masalah (problem-based learning)dan saling menghargai, sehingga hubungan antar siswa akan lebih harmonis, dan hasil menulis siswa akan lebih baik dengan memadukan pemikiran dari seluruh anggotanya. Dengan pembelajaran di luar kelas, diharapkan siswa dapat memperoleh inspirasi dan imajinasi, sehingga siswa dapat menulis dengan baik.
- Hipotesis Tindakan
Dengan pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching Learning (CTL), diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas III SDN Benteng Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur pada mata pelajaran bahasa Indonesia dalam aspek menulis.
G. METODE PENELITIAN
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classromm-based action research) dengan peningkatan pada unsur desain untuk memungkinkan diperolehnya gambara kefektifan tindakan yang dilakukan.
a. Perencanaan Awal
Guru (peneliti) merencanakan kegiatan penelitian tindakan kelas dengan menentukan kegiatan serta pendekatan yang akan dilaksanakan. Pada perencanaan awal ini, guru mengidentifikasi masalah yang terjadi di kelas serta menentukan suatu penyelesaiannya dengan menggunakan metode pembelajaran, model pembelajaran, maupun pendekatan pembelajaran tertentu.
b. Perencanaan Tindakan
Guru (peneliti) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman dan acuan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Guru (peneliti) membuat jadwal perencanaan tindakan kelas, dan mempersiapkan alat peraga atau media yang diperlukan dalam penelitian.
c. Pelaksanaan Tindakan
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Penelitian dilaksanakan oleh guru kelas dan dapat bekerja sama dengan guru lain yang tebentuk dalam satu tim agar hasilnya lebih maksimal.
d. Observasi
Observasi merupakan kediatan pengamatan/pengambilan data untuk mengetahui seberapa jauh efek tindakan. Observasi dapat dilakukan dengan menggunakan lembar observasi.
e. Refleksi
Guru (peneliti) mengadakan refleksi untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa terhadap penelitian yang telah dilaksanakan sebagai pedoman atau acuan dalam pelaksanaan siklus berikutnya.
2. Perencanaan Tahap Penelitian
a. Perencanaan Siklus I
Perencanaan : Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan kompetensi dasar menulis karangan, dan menyiapkan alat peraga atau media yang diperlukan dalam penelitian tindakan. Pada siklus ini, peneliti menggunakan media gambar seri untuk menulis karangan sederhana. Guru membuat gambar yang berhubungan dengan situasi yang aktual pada saat ini. Gambar dibuat dengan ukuran yang sesuai, agar dapat dinikmati oleh semua siswa.
Pelaksanaan : Siswa dibentuk ke dalam beberapa kelompok belajar. Siswa mengamati rangkaian gambar seri yang telah disusun secara bersama-sama. Secara berkelompok siswa menceritakan gambar tersebut dalam bentuk karangan sederhana. Siswa membacakan hasil karyanya. Karya dipajangkan, dan memdapatkan komentar dari kelompok lain. Guru dan siswa menetapkan kelompok dengan hasil karya terbaik dan kelompok terkompak. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok-kelompok yang terpilih.
Observasi : Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang berupa check list untuk mengetahui sejauh mana minat siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan motivasi-morivasi yang diberikan guru, untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran, serta tingkat tingkat keterampilan dan daya imajinasi siswa dalam menulis, mengetahui kemahiran siswa dalam mengolah kata-kata sehingga menjadi sebuah karangan yang runtut, serta untuk mengetahui keaktifan siswa dalam kelompoknya.
Refleksi : Guru membuat analisis data untu mengetahui tingkat keberhasilan tindakan pada siklus I sebagai acuan untuk pelaksanaan pada siklus berikutnya.
b. Perencanaan Siklus II
Perencanaan : Guru membuat RPP dan mempersiapkan alat peraga ataupun media sebagai penunjang pelaksanaan siklus II. Pada siklus ini, pembelajaran dilakukan di luar kelas untuk mengurangi kejenuhan siswa, sehingga dapat menuangkan imajinasinya dalam menulis. Pada siklus ini, guru menggunakan media lingkungan sekitar. Siklus ke II ini, juga dilaksanakan sebagai tolok ukur sejauh mana minat siswa terhadap pembelajaran menulis, serta untuk mengetahui tingkat keterampilan siswa dalam menulis.
Pelaksanaan : Siswa menuliskan (menceritakan) hal yang ada dan terjadi di lingkungan siswa dalam bentuk paragraf ataupun puisi. Dengan kebebasan siswa untuk memilih bentuk karyanya, diharapkan siswa merasa senang dan lebih meningkatkan keterampilan menulisnya sesuai dengan kemampuan siswa.
Observasi : Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang berupa check list untuk mengetahui sejauh mana minat siswa terhadap pembelajaran menulis setelah pelaksanaan siklus I, untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran, serta untuk mengetahui tingkat keterampilan dan daya imajinasi siswa dalam menulis, mengetahui kemahiran siswa dalam mengolah kata-kata sehingga menjadi sebuah tulisan yang utuh dan runtut dengan kesesuaian ejaan, pemakaian tanda baca yang tepat, serta kerapian tulisan setelah pelaksanaan siklus II.
Refleksi : Guru membuat analisis data untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan. Jika hasilnya memenuhi target, maka penelitian tindakan akan dihentikan, dan jika kurang berhasil maka penelitian tindakan akan dilanjutkan pada siklus berikutnya.
3. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN Benteng Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur.
4. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas III SDN Benteng Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur, berjumlah 20 siswa untuk semester 1 tahun ajaran 2007/2008.
5. Data dan Sumber Data
Jenis data dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dapat berupa peningkatan hasil belajar siswa setelah dilakukan penelitian tindakan. Data kuantitatif menerangkan minat siswa dalam belajar, suasana kelas, dan aktivitas siswa.
Sumber data dapat diperoleh dari guru, siswa, dan dokumen.
6. Teknik Pengumpulan Data
Data dapat diperoleh dari lembar observasi yang berupa check list dan skala penilaian.
7. Teknik Analisis Data
Analisis data dapat dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif.
8. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan tercapai jika siswa memperoleh nilai 7 pada mata pelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam aspek menulis.
- JADWAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
No.
|
Pelaksanaan penelitian
|
Pebruari
|
Maret
|
April
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1.
|
Siklus I
a. Perencanaan
b. Tindakan
c. Observasi
d. Refleksi
|
ü
|
ü
|
|
|
|
|
ü
ü
ü
|
|
|
|
|
|
2.
|
Siklus II
a. Perencanaan
b. Tindakan
c. Observasi
d. Refleksi
|
|
|
|
|
|
|
ü
|
ü
ü
ü
|
|
|
|
|
3.
|
Siklus III
a. Perencanaan
b. Tindakan
c. Observasi
d. Refleksi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
ü
|
ü
ü
ü
|
|
|
4.
|
Pelaporan hasil penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
ü
|
ü
|
- TIM PENELITIAN
a. Nama : Syaprida
NIM : 19760310 200701 2 003
Jabatan : Ketua
Lokasi penelitian : SD Negeri Benteng
b. Nama : Samidi
NIP : 19711001 200204 2 001
Jabatan : Anggota
Daftar Pustaka
Alfianto, Achmad, 2006.
Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah, Metamorfosis Ulat menjadi Kepompong. Artikel Pendidikan Network, (Online), (
http://re-researchengines.com, diakses 24 Oktober 2007).
Aqib, Zainal, 2006. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widya.
Depdikbud, 1994. Kurikulum SD GBPP Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.
Depdiknas, 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching Learning (CTL)). Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas, 2007.
Motivasi Kuat, Prestasi Meningkat, Meningkatkan Motivasi Belajar Anak/Siswa. Artikel Les Privat FSQ, (Online), (
http://lesprivat.fsq.blogspot.com, diakses 24 Oktober 2007).
Hamidin, Zolazlan, 2001.
P&P Kontekstual Sains dan Matematik, (Online), (
http://www.tutor.com.my, diakses 22 Nopember 2007).
Sutikno, M. Sobry, 2007.
Peran Guru dalam Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa, (Online), (
http://www.bruderfic.or.id, diakses 22 Nopember 2007).